PEREKONOMIAN
INDONESIA
"KEMISKINAN
DAN KESENJANGAN"
Kelompok
III
Nama
Anggota:
1.
Ayu
Fera Kurnia NPM: 2C214991
2.
Desi
Apriani Simbolon NPM: 22214740
3.
Septi
Eka Pijarcan NPM: 2A214141
4.
Yessi
Kurniyanti NPM: 2C214390
Kelas:
1EB06
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini berisi tentang Kemiskinan
dan Kesenjangan.
Kami
sampaikan terima kasih kepada Orang tua yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Tidak lupa juga kami
berterimakasih kepada Bapak/Ibu dosen Perekonomian Indonesia yang telah
memberikan banyak pelajaran tentang Perekonomian Indonesia ini kepada saya dan
rekan - rekan.
Penulis menyimpulkan bahwa tugas kelompok ini masih belum
sempurna, oleh karena itu Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan
tugas ini dan bermanfaat bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.
Depok, Mei 2015
Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini, Perkembangan Perekonomian di
Indonesia sangat merosot . Salah satunya adalah Kemiskinan. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Umumnya masyakat Indonesia
perkembangan ekonominya merosot yang disebabkan oleh ketidak mampuan masyarakat
yang belum mengetahui perkembangan ekonomi yang sekarang. Oleh sebab itu, kelompok
kami akan membahas tentang Perkembangan Perekonomian di Indonesia.
2. Rumusan Masalah
a.
Apakah konsep
dan pengertian dari kemiskinan?
b.
Apa itu garis
kemiskinan?
c.
Apakah penyebab
dan dampak dari kemiskinan?
d.
Bagaimana
hubungan petumbuhan, kesenjangan, dan kemiskinan?
3. Tujuan
1.
Untuk
mempelajari lebih dalam lagi tentang kemiskinan dan kesenjangan.
2.
Untuk mengetahui
tentang garis kemiskinan.
3.
Untuk mengetahui
penyebab dan dampak kemiskinan.
4.
Untuk mengetahui
hubungan pertumbuhan, kesenjangan, dan kemiskinan.
BAB II
PEMBAHASAN
Ayu Fera Kurnia (2C214991)
1. Konsep Dan Pengertian Kemiskinan
1) Konsep Kemiskinan
Kemiskinan dapat
dilihat dari dua sisi yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan
relatif. Kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif adalah konsep
kemiskinan yang mengacu pada kepemilikan materi dikaitkan dengan standar
kelayakan hidup seseorang atau kekeluarga. Kedua istilah itu menunjuk pada
perbedaan sosial (social distinction) yang ada dalam masyarakat
berangkat dari distribusi pendapatan.
Perbedaannya adalah bahwa pada kemiskinan
absolut ukurannya sudah terlebih dahulu ditentukan dengan angka-angka nyata
(garis kemiskinan) dan atau indikator atau kriteria yang digunakan, sementara
pada kemiskinan relatif kategori kemiskinan ditentukan berdasarkan perbandingan
relatif tingkat kesejahteraan antar penduduk.
a.
Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut
atau mutlak berkaitan dengan standar hidup minimum suatu masyarakat yang
diwujudkan dalam bentuk garis kemiskinan (poverty line) yang sifatnya
tetap tanpa dipengaruhi oleh keadaan ekonomi suatu masyarakat. Garis Kemiskinan
(poverty line) adalah kemampuan seseorang atau keluarga memenuhi
kebutuhan hidup standar pada suatu waktu dan lokasi tertentu untuk
melangsungkan hidupnya. Pembentukan garis kemiskinan tergantung pada defenisi
mengenai standar hidup minimum. Sehingga kemiskinan abosolut ini bisa diartikan
dari melihat seberapa jauh perbedaan antara tingkat pendapatan seseorang dengan
tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Tingkat
pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin dengan tidak
miskin.
b.
Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif
pada dasarnya menunjuk pada perbedaan relatif tingkat kesejahteraan antar
kelompok masyarakat. Mereka yang berada dilapis terbawah dalam persentil
derajat kemiskinan suatu masyarakat digolongkan sebagai penduduk miskin. Dalam
kategori seperti ini, dapat saja mereka yang digolongkan sebagai miskin
sebenarnya sudah dapat mencukupi hak dasarnya, namun tingkat keterpenuhannya
berada dilapisan terbawah.
2)
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami
dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·
Gambaran kekurangan materi, yang
biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari: sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·
Gambaran tentang kebutuhan sosial,
termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi
dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang
lainnya.
·
Gambaran tentang kurangnya penghasilan
dan kekayaan yang memadai. Makan "memadai" di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar
profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja
melarang.
2. Garis Kemiskinan
Garis Kemiskinan (GK)
Konsep Definisi
Garis Kemiskinan merupakan representasi
dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok
minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan
kebutuhan pokok bukan makanan.
Rumusan
GK = GKM + GKNM
Ket : GK
= Garis Kemiskinan
GKM
= Garis Kemiskinan Makanan
GKNM
= Garis Kemiskinan Non Makanan
Kegunaan
Untuk mengukur beberapa indikator
kemiskinan, seperti jumlah dan persentase penduduk miskin (headcount index-Po),
indeks kedalaman kemiskinan (poverty gap index-P1), dan indeks keparahan
kemiskinan (poverty severity index-P2)
Keterangan Tambahan
Selain dari Susenas Modul Konsumsi dan
Kor, variabel lain untuk menyusun indikator kemiskinan diperoleh dari Survei
Paket Komoditi Kebutuhan Dasar (SPKKD).
Interpretasi
Garis kemiskinan menunjukkan jumlah
rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan
yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok
bukan makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita
per bulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.
3.
Penyebab Dan Dampak Kemiskinan
1)
Penyebab Kemiskinan
a.
Urbanisasi
Orang berpikir bahwa
tinggal di kota besar akan mendatangkan penghasilan besar. Namun semakin banyak
orang yang datang ke kota besar maka lapangan pekerjaan yang tersedia juga akan
semakin sedikit. dan hal ini malah akan memperparah tingkat pengangguran.
b.
Korupsi
Hal ini
"menyumbangkan" banyak sekali warga miskin di Indonesia, karena
bantuan yang seharusnya untuk membantu masyarakat miskin malah diambil orang yang
tidak bertanggungjawab.
c.
Sumber Daya Alam (SDA)
Ini yang menyebabkan kemiskinan susah
sekali berkurang. Bisa diketahui banyak SDA di Indonesia memiliki kualitas yang
kurang, sehingga para SDA tidak mempunyai keahlian yang bisa digunakan untuk
mendapatkan penghasilan.
d.
Tingkat pendidikan yang rendah
Tidak adanya keterampilan, ilmu
pengetahuan, dan wawasan yang lebih, masyarakat tidak akan mampu memperbaiki
hidupnya menjadi lebih baik. Karena dengan pendidikan, masyarakat bisa mengerti
dan memahami bagaimana cara untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
kehidupan manusia. Dengan belajar, orang yang semula tidak bisa menjadi bisa,
salah menjadi benar, dsb. Maka dengan tingkat pendidikan yang rendah,
masyarakat akan dekat dengan kemiskinan.
e.
Bencana alam
Banjir, tanah longsor, gunung meletus, dan
tsunami dapat menyebabkan gagalnya panen para petani, sehingga tidak ada bahan
makanan untuk dikonsumsi dan dijual kepada penadah atau koperasi. Kesulitan
bahan makanan dan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak dapat
terpenuhi.
f.
Tidak menjalankan program Keluarga
Berencana (KB)
Masih ada orang yang berpikir bahwa anak
merupakan tabungan masa depan, dan orang yang berpikiran seperti itu memiliki
banyak anak. Namun hal tersebut malah menjadi beban ekonomi yang berat karena
harus menghidupi banyak anggota keluarga.
2)
Dampak Kemiskinan
a.
Kriminalitas
Semakin banyak orang yang miskin, maka
semakin banyak pula kemiskinan yang terjadi. Masuk akal bila seorang kepala
rumah tangga menghalalkan segala cara untuk menghidupi keluarganya yang
kelaparan.
b.
Pengangguran
Pengangguran merupakan dampak dari
kemiskinan, berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit
diraih masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan
yang layak untuk memenuhi kebutuhan.
c.
Bunuh diri
Banyak orang yang putus asa karena tidak
sanggup menghadapi kemiskinan, sehingga mengambil jalan pintas.
d.
Kebodohan
Semakin banyak rakyat miskin maka semakin
banyak juga yang tidak bisa mendapatkan pendidikan.
e.
Kesehatan sulit untuk didapatkan
Karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari
akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi
biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat
dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit
yang menyebar.
4.
Pertumbuhan, Kesenjangan Dan Kemiskinan
1)
Hubungan antara Pertumbuhan dan
Kesenjangan: Hipotesis Kuznets
Data decade 1970an dan 1980an mengenai pertumbuhan ekonomi dan distribusi
di banyak Negara berkembang, terutama Negara-negara dengan proses pembangunan
ekonomi yang tinggi, seperti Indonesia, menunjukkan seakan-akan ada korelasi
positif antara laju pertumbuhan dan tingkat kesenjangan ekonomi: semakin tinggi
pertumbuhan PDB atau semakin besar pendapatan per kapita semakin besar
perbedaan antara kaum miskin dan kaum kaya. Studi dari Jantti (1997)
dan Mule (1998) memperlihatkan perkembangan ketimpangan pendapatan antara kaum
miskin dan kaum kaya di Swedia, Inggris dan AS, serta beberapa Negara di Eropa
Barat menunjukkan kecenderungan yang meningkat selama decade 1970an dan
1980an. Jantti membuat kesimpulan semakin besar ketimpangan
distribusi pendapatan disebabkan oleh pergeseran demografi, perubahan pasar
buruh dan perubahan kebijakan public. Dalam perubahan pasar buruh,
membesarnya kesenjangan pendapatan dari kepala keluarga dan semakin besarnya
pendapatan dari istri dalam jumlah pendapatan keluarga merupakan dua factor
penyebab penting.
Literature mengenai perubahan kesenjangan dalam dsitribusi pendapatan
awalnya didominasi oleh apa yang disebuthipotesis Kuznets. Dengan memakai
data antar Negara (cross section) dan data dari sejumlah
survey/observasi di tiap Negara (time series), Simon Kuznets menemukan
relasi antara kesenjangan pendapatan dan tingkat perdapatan per kapita
berbentuk U terbalik. Hasil ini diinterpretasikan sebagai evolusi
dari distribusi pendapatan dalam proses transisi dari ekonomi pedesaan (rural)
ke ekonomi perkotaan (urban) atau ekonomi industry.
2)
Hubungan antara Pertumbuhan dan
Kemiskinan
Dasar teori dari korelasi antara pertumbuhan dan kemiskinan tidak berbeda
dengan kasus pertumbuhan dengan ketimpangan, seperti yang telah dibahas di
atas. Mengikuti hipotesis Kuznets, pada tahap awal proses
pembangunan tingkat kemiskinan cenderung meningkat, dan saat mendekati tahap
akhir pembangunan jumlah orang miskin berangsur berkurang. Namun
banyak factor lain selain pertumbuhan yang juga mempunyai pengaruh besar
terhadap tingkat kemiskinan di suatu Wilayah/Negara seperti struktur pendidikan
tenaga kerja dan struktur ekonomi.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dengan
demikian, Kemiskinan terjadi ketika ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan juga dapat
disebabkan oleh beberapa hal, seperti: Urbanisasi, Korupsi, SDA (Sumber Daya
Alam), Tingkat Pendidikan yang rendah, Bencana Alam, KB.
Ada juga beberapa
dampak dari kemiskinan seperti: kriminalitas, pengangguran, bunuh diri,
kebodohan, dan kesehatan sulit didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
_terima kasih.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar